Penduduk di kota Constanta di Laut Hitam memberi tahu pihak berwenang pada Sabtu (8/1), setelah mereka menemukan puluhan burung sejenis cucak rawa yang mati. Penduduk khawatir burung kecil itu mungkin telah terinfeksi virus flu unggas yang memicu kematian massal populasi unggas pada 2004-2006.
"Pemeriksaan terhadap lima burung memperlihatkan ampel burung tersebut penuh ampas anggur yang mengakibatkan kematian mereka," kata Romeu Laza, pemimpin dinas peternakan di kota itu, kepada Reuters.
Ia merujuk kepada endapan yang merupakan produk sampingan pembuatan anggur. "Ini juga ada pada dua burung gagak mati yang kami periksa," kata Lazar.
Burung tak terbiasa dengan alkohol. Tapi, parahnya musim dingin dan hujan salju telah menghalangi burung menemukan makanan. ''Seandainya saja mereka dapat menemukan benih, ini tentu bisa mengencerkan racun," katanya.
Sisa anggur diduga telah berasal dari tanaman anggur. Tapi, kepala ahli hewan mengatakan bahwa ia tak mengetahui dari mana.
Telah terjadi serangkaian kematian burung secara massal, kejadian yang sulit dijelaskan, di beberapa negara di seluruh dunia dalam beberapa pekan belakangan, termasuk di Amerika Serikat dan Swedia. Ratusan burung yang mati ditemukan di Louisiana bulan ini dan 5.000 burung di Arkansas pada Tahun Baru.
Pemerintah Swedia juga sedang menyelidiki kematian 100 burung gagak hitam yang ditemukan di satu jalan di Falkoping. Banyak ahli mengatakan topan, badai salju, petir atau tabrakan dengan pesawat atau kabel listrik termasuk di antara penyebab yang mungkin bagi kematian burung itu.
sponsored
0 comments:
Post a Comment